Allâh Azza wa Jalla akan memberikan jalan keluar dan memberi rezeki dari arah yang tidak diduga-duga bagi mereka yang bertakwa. Takwa adalah bersungguh-sungguh dalam mentaati Allâh Azza wa Jalla . Takwa terwujud ketika muncul dalam hati seseorang sikap mengagungkan, takut dan selalu merasa diawasi oleh Allâh Azza wa Jalla (murâqabah). Ini seperti yang Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan:
التَّقْوَى هَهُنَا
Takwa itu ada di sini. Seraya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk ke dadanya tiga kali.[1]
Ada yang mengartikan takwa sebagai sesuatu yang menjadi tameng dari adzab Allâh Azza wa Jalla dengan amal shalih dan doa. Mengenai orang yang bertakwa, Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu mengatakan, “Mereka adalah orang-orang yang beriman, yang takut terjatuh dalam perbuatan menyekutukan -Ku (Allâh Azza wa Jalla ), dan mereka mengamalkan ketaatan kepada-Ku.” Pernah Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu bertanya kepada Ubay bin Ka’b Radhiyallahu anhu tentang takwa. Ubay Radhiyallahu anhu berkata kepada Umar Radhiyallahu anhu , “ Bukankah engkau pernah meniti jalan yang beronak berduri?” Umar Radhiyallahu anhu menjawab, “Ya.” Ubay Radhiyallahu anhu berkata, “Lalu apa yang engkau lakukan?” Umar Radhiyallahu anhu berkata, “Aku berusaha sebisa mungkin (untuk menghindari duri).” Ubay melanjutkan, “Itulah takwa.”
Sungguh, takwa kepada Allâh Azza wa Jalla merupakan sebab untuk meraih rezeki dan harta, dari arah yang tidak disangka-sangka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca ayat berikut kepada Abu Dzarr Radhiyallahu anhu :
يَا أَبَا ذَرٍّ، لَوْ أَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ أَخَذُوا بِهَا لَكَفَتْهُمْ
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Dzar, “Wahai Abu Dzarr! Sekiranya manusia semuanya mengambil ketakwaan, pastilah itu sudah mencukupi mereka.”[2]
Artinya kalaulah semua manusia bisa merealisasikan takwa dan tawakkal, itu sudah mencukupi keperluan mereka untuk kepentingan akhirat dan dunia mereka. Barangsiapa mewujudkan takwa, Allâh Azza wa Jalla pun akan menjadikan jalan keluar dari setiap kegundahan dan kesempitan. Allâh Azza wa Jalla akan mengalirkan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak ia sangka, serta dimudahkan urusannya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla , niscaya Allâh Azza wa Jalla menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. [Ath-Thalâq/ 65: 4]
Allâh Azza wa Jalla pun akan menjadi pelindung bagi mereka yang bertakwa, sehingga tak ada rasa takut dan rasa sedih yang mendera.
Di samping rezeki duniawi yang sifatnya fana, Allâh Azza wa Jalla pun akan memberinya balasan yang jauh lebih agung dari rezeki dunia, yaitu kenikmatan surga di akhirat. Ini sebagai balasan dan anugerah yang tak terhitung nilainya dari Allâh Azza wa Jalla Rabb semesta.
(Diangkat dari kitab Anta wal Mal karya Adnan ath-Tharsyah)
______
Footnote
[1] HR. Muslim, kitab al-birr bab tahrîm zhulmil Muslim wa khadzlihi wa ‘htiqârihi.
[2] Musnad Ahmad, no 21443. Hamzah Ahmad Az-Zain berkata, “Isnadnya shahih”. (Namun Syaikh Albani menilainya dha’if, begitu pula dengan Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth).
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XX/1437H/2017M]